Setiap insan sudah tentu
mendambakan dalam hidupnya akan kelancaran rizki-nya, terlebih khusus
bagi seorang muslim, hampir mereka tidak pernah melupakan dalam doanya
untuk me-mohon kepada Allah U kelancaran rizki. Hal ini menunjukkan
bahwa rizki itu adalah kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan,
hanya saja manusia terkadang tertipu dengan rizki yang Allah U berikan.
Disini penulis ingin
menjelaskan tentang beberapa hal yang terkait dengan rizki. Ada beberapa
hal yang perlu untuk dibahas: 1) Hakekat rizki, 2) Sumber rizki dan
ketetapannya, 3) Sebab-sebab untuk mendatangkan rizki yang halal.
Hakekat rizki
Makna rizki adalah semua
yang bersumber dari Allah U yang bisa diambil manfaatnya oleh hamba
Allah U dalam hidup. [Lihat Syarh Aqidah Wasithiyah, Muhammad Khalil
Harras: Hal.95]
Syaikh Al-Utsaimin –rahimahullah- men-jelaskan bahwa rizki terbagi menjadi 2 bagian:
1) Makna
secara umum: Setiap yang bisa diambil manfaatnya oleh badan manusia,
baik yang halal atau yang haram, baik yang diberi rizki itu orang muslim
atau orang kafir. Allah U ber-firman:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ
“Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan
sebagai rezki bagi kalian”. (Ibrahim: 32)
2) Makna
secara khusus: Semua hal yang bisa menunjang untuk ditegakkan agamanya,
seperti ilmu yang ber-manfaat, amal shalih dan rizki yang halal yang
membantu untuk taat kepada Allah U .
Allah U berfirman:
وَلا تَمُدَّنَّ
عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ
وَأَبْقَى
“Dan janganlah kamu
tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami
cobai mereka dengannya, dan karunia Rabb kamu adalah lebih baik dan
lebih kekal”. (Thaha: 131)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di –rahimahullah- berkata: “وَ رِزْقُ رَبِّكَ
Rizki yang segera diperoleh di dunia adalah ilmu , iman dan hakekat
amal shalih. Dan rizki yang ditangguhkan adalah yang ada di akherat,
yaitu kenikmatan yang terus menerus dan kehidupan yang bahagia di sisi
Allah yang Maha Pengasih”. [Lihat Tafsir As-Sa'di]
Sumber rizki dan ketetapannya
Sudah bisa dimaklumi bahwa
sumber yang memberikan rizki adalah Allah U, bagaimana tidak demikian
padahal Allah U telah menamakan diri-Nya sebagai Ar-Razzaq, sebagaimana
firman AllahU:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (Adz-Dzariyat: 58)
Dan Allah U sangat banyak
dalam memberikan rizki-Nya kepada hamba, bagaimana tidak demikian
padahal telah dijelaskan dalam hadits shahih bahwa Allah telah mengutus
malaikat setelah lewat masa janin berumur 4 bulan lebih di rahim wanita,
lalu dia meniupkan ruh pada janin tersebut dan disuruh untuk mencatat
akan 4 hal: rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagia.
Maka rizki itu sudah
dimaklumi ke-tentuan taqdirnya, tidak bertambah rizkinya disaat keluar
dari rahim ibunya diatas ketentuan yang telah ditetapkan, dan tidak juga
berkurang. Telah di-riwayatkan dari sahabat Abu Umamah t berkata:
Bersabda Rasulullah r:
إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ
نَفَثَ فِي رَوْعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ
أَجَلَهَا وَ تَسْتَوْعَبَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوا اللهَ وَ أَجْمِلُوْا فِي
الطَّلَبِ وَ لَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمْ اِسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ
يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يُنَالُ مَا
عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ
“Sesungguhnya malaikat
Jibril telah mewahyukan kepada jiwaku bahwa jiwa seseorang tidak akan
meninggal sampai disempurnakan ajalnya dan disempurna-kan rizkinya, maka
bertaqwalah kepada Allah dan indahkanlah dalam mencari rizki (carilah
rizki dengan cara yang halal), janganlah salah seorang diantara kalian
ketika lambat datangnya rizki mendorong kalian untuk cari rizki dengan
jalan bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa
yang ada di sisi-Nya kecuali dengan taat kepada-Nya”. (HR. As-Suyuthi, di-hasankan Al-Albani)
Karena rizki itu sudah
ditentukan taqdirnya oleh Allah U maka disaat kita ingin mencari rizki
adalah dengan cara yang dibenarkan dan disyariatkan oleh Allah U, yaitu
dengan mencari rizki yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan kita
dengan jalan yang halal, bukan dengan menghalalkan segala macam cara
untuk mencari rizki sampai menerjang larangan Allah U.
Dan juga meskipun rizki
sudah ditentukan taqdirnya bukan berarti kita berpangku tangan pasrah
tanpa usaha, karena Nabi r bersabda:
اِعْمَلُوْا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ
“Beramallah kalian, karena segala sesuatunya akan dimudahkan menurut yang telah diciptakannya”. (HR. Thabrani, dishahihkan Al-Albani)
Dan dalam usaha untuk mencari rizki maka bagus juga bila disertakan doa:
اللَّهمُّ إنِّي أسأَلُكَ عِلماً نَافِعاً، ورِزْقاً طَيِّباً، وعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima”. (HR. Ibnu Majah, shahih)
Sebab-sebab untuk mendatangkan rizki yang halal
1) Taubat dan isfighfar (minta ampun) kepada Allah U dari kesalahan dan dosa. Allah U berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku katakan kepada
mereka: “Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalah
Maha Peng-ampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan
lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan
untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian
sungai-sungai”. (Nuh: 10-12)
Diriwayatkan bahwa ada seseorang yang mengadu kepada Imam Hasan Al-Bashri –rahimahulah- akan musim kekeringan yang berat dan kekurangan air, maka beliau berkata: “Istighfarlah kepada Allah”, dan yang lain mengeluhkan tentang kemiskinan, maka beliau berkata: “Istighfarlah kepada Allah”,
yang ketiga berkata: “Wahai Abu Sa’id, aku sudah berdoa kepada Allah
agar diberi rizki anak untukku karena sesungguhnya aku mandul”, maka
beliau berkata:“Istighfarlah kepada Allah”, yang keempat mengadukan bahwa kebunnya telah kekeringan, maka beliau berkata: “Istighfarlah kepada Allah”,
maka salah seorang yang duduk di majelis berkata: “Beberapa orang
datang kepadamu mengadukan banyak hal, lalu engkau perintahkan mereka
semua untuk istighfar kepada Allah..!”, maka Imam Hasan Al-Bashri
membaca ayat 11 dari surat Nuh diatas.
2) Taqwa
kepada Allah, baik dalam keadaan tersembunyi atau terang-terangan, takut
kepada Allah U, melaksanakan perintah AllahU, menjauhi larangan-Nya dan
menghindari kemaksiatan. Allah Uberfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. (Ath-Thalaq: 2-3)
3)
Menyambung silaturahmi dengan sanak keluarga yang terdekat. Yaitu dengan
lebih mengedepankan per-buatan ihsan (berkelakuan baik) kepada mereka
dengan berbagai macam cara, baik yang bisa dirasakan (seperti bantuan
harta) atau maknawi (seperti bimbingan dan nasehat). Berdasarkan hadits
Abu Hurairah t berkata: Bersabda Rasulullah r :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ ، وَ أَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa menyenangi
untuk diluas-kan akan rizkinya dan diakhirkan baginya sisa umurnya maka
hendaknya dia menyambung hubungan silatur-rahmi”. (HR. Bukhari)
4) Infaq di jalan Allah U. Allah U berfirman:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
“Dan barang apa saja yang kalian nafkahkan, maka Allah akan meng-gantinya dan Dia-lah pemberi rizki yang sebaik-baiknya”.(Saba’: 39)
Terlebih khusus dalam
berinfak adalah kepada orang yang perlu mendapatkan perhatian secara
khusus dari kalangan kaum dhu’afa (kaum lemah) sehingga dengan perlakuan
baik kepada mereka dengan infak dan sikap lembut kepada mereka
diharapkan mereka akan men-doakan kebaikan, sebagaimana sabda
Rasulullah r:
ابْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَ تُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ
“Tolong carikan aku
orang-orang yang lemah (yang perlu bantuan), karena hanyalah kalian
diberi rizki dan dibantu itu dengan orang-orang yang lemah diantara
kalian (dengan doanya)”. (HR. Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani)
5) Beribadah dengan benar kepada Allah U. Dari Abu Hurairah t dari Nabi r bersabda:
إِنَّ اللهَ يَقُوْلُ: يَا
ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأَ صَدْرَكَ غِنًى وَ أَسُدَّ
فَقْرَكَ وَ إِنْ لَا تَفْعَلَ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَ لَمْ أَسُدَّ
فَقْرَكَ
“Sesungguhnya Allah
berfirman: “Wahai anak Adam, curahkanlah dirimu dalam beribadah
kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku akan
menutupi kefakiranmu, dan jika engkau tidak berbuat niscaya Aku akan
penuhi kedua tanganmu dengan kesibukkan dan Aku tidak akan me-nutupi
kemiskinanmu”. (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani)
Wallahu a’lam bish shawab.
0 komentar:
Posting Komentar